Keberadaan
Pemalang dapat dihubungkan dengan catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam
buku W. Fruin Mees yang menyatakan bahwa pada tahun 1575 Pemalang merupakan
salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa dengan pimpinan seorang
pangeran atau raja. Selanjutnya, Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari
Mataram menaklukan daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak
saat itu Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran
atau Raja Vasal.Pemalang dan
Kendal pada masa sebelum abad XVII merupakan daerah penting, diperlihatkan
dengan adanya jalan besar penghubung daerah pantai utara dengan daerah
pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang melintasi Pemalang dan Wiradesa.Populasi
penduduk sebagai pemukiman di pedesaan berkembang pesat pada abad XVI, yaitu
pada masa meningkatnya perkembangan Islam di Jawa di bawah Kerajaan Demak,
Cirebon dan kemudian Mataram. Pada masa itu, tahun 1575, Pemalang telah
berhasil membentuk pemerintahan tradisional dengan tokoh pimpinan Pangeran
Benawa yang berasal dari Pajang.
Pangeran
Benawa hanya dapat memerintah selama satu tahun, karena meninggal dunia dan
dimakamkan di Desa Penggarit (sekarang Taman Makam Pahlawan Penggarit).Pemalang
menjadi kesatuan wilayah administrative pada tahun1622, saat pemerintahan R.
Mangoneng, Pangonen atau Mangunoneng dengan pusat pemerintahan di sekitar Dukuh
Oneng, Desa Bojongbata. Menurut beberapa sumber R Mangoneng merupakan tokoh
pimpinan daerah yang ikut mendukung kebijakan Sultan Agung. Seorang tokoh yang
sangat anti VOC. Dengan demikian Mangoneng dapat dipandang sebagai seorang
pemimpin, prajurit, pejuang dan pahlawan bangsa dalam melawan penjajahan
Belanda pada abad XVII yaitu perjuangan melawan Belanda di bawah panji-panji
Sultan Agung dari Mataram.Pada
sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi
Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram
setelah pemberontakan Trunajaya dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun
1678.Menurut
catatan Belanda pada tahun 1820 Pemalang kemudian diperintah oleh Bupati yang
bernama Mas Tumenggung Suralaya. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat
dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang. Seorang Bupati yang terlibat
dalam perang Diponegoro. Kanjeng Swargi ini juga dikenal sebagai Gusti Sepuh,
dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran Belanda
ke daerah Sigeseng atau Kendaldoyong. Makam dari Gusti Sepuh ini dapat
diidentifikasikan sebagai makam kanjeng Swargi atau Reksodiningrat. Dalam
masa-masa pemerintahan antara tahun 1823-1825 yaitu pada masa Bupati
Reksadiningrat.Sementara
itu pada bagian lain dari Buku P.J.F. Louw yang berjudul De Java Oorlog van
1825 -1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa
barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri
dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826.
Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya
keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara
resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan
peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat
bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati
Reksodiningrat.Dalam
laporan yang terbit pada awal abad XX disebutkan bahwa Pemalang merupakan
Kabupaten dari karisidenan Pekalongan. Pusat Kabupaten Pemalang yang pertama
terdapat di Desa Oneng dengan sisa peninggalan berupa dukuh Oneng, Desa
Bojongbata. Pusat Kabupaten Pemalang yang kedua berada di Ketandan dengan
sisa-. sisa bangunan disekitar Klinik Ketandan (Dinas Kesehatan). Sedangkan,
Pusat Kabupaten yang ketiga adalah kantor kabupaten yang sekarang ini (berada
dekat dengan Alun-alun Kota Pemalang). Kabupaten Pemalang merupakan sisa dari
bangunan yang didirikan oleh Kolonial Belanda dan telah mengalami rehab menjadi
bentuk joglo.
Namun
berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari
Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575. Ditetapkan Peraturan Daerah
Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi
Kabupaten Pemalang.
Deskripsi wilayah Kabupaten PemalangLetak geografis Kabupaten
Pemalang terletak diantara 109°17"30'
- 109°
40" 30' Bujur Timur (BT) serta 8° 52"30' - 7°20"11' Lintang selatan (LS). Kabupaten Pemalang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah sekitar ±133 km2 kearah barat dari
ibukota propinsi Jawa Tengah. Luas Kabupaten Pemalang adalah 111.531,553 Ha. Terdiri
atas 38.694 tanah sawah dan 72.836 tanah kering. Dengan ketinggian antara 1–925
meter di atas permukaan air laut. Terdiri
atas 14 kecamatan yang tergabung di dalamnya, 211 desa, dan 11
kelurahan. Pusat aktivitas dan pemerintahan kabupaten berada di bagian utara
paling barat wilayah ini. Kantor Pertanahan Kabupaten Pemalang sendiri terletak
di jalan pemuda No. 35 tidak jauh dari kawasan tersebut. Memiliki dua buah
gedung, aula dan areal pakir di depannya.
1. Batas Administrasi
Kabupaten Pemalang
merupakan daerah yang terletak pantai
utara laut jawa (pantura) dan daerah dataran tinggi yang terletak di bagian
selatan dengan berbatasan langsung dengan kabupaten purbalingga.
Adapun batas batas administrasi kabupaten Pemalang adalah:
a.
Sebelah utara : Laut Jawa
b.
Sebelah
Selatan : Wilayah kabupaten
Purbalingga
c.
Sebelah Barat : Wilayah kabupten Tegal
d.
Sebelah Timur : Wilayah kabupaten Pekalongan
Ibukota kabupaten ini
berada di ujung barat laut wilayah kabupaten, berbatasan langsung dengan
Kabupaten Tegal. Pemalang berada di jalur pantura Jakarta-Semarang-Surabaya,
dengan jalan propinsi yang menghubungkan Pemalang dengan Purbalingga.
Kabupaten Pemalang
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di pantai
utara Pulau Jawa. Secara astronomis Kabupaten Pemalang terletak antara
109°17′30″ – 109°40′30″ BT dan 8°52′30″ – 7°20′11″ LS.
Dari Semarang (Ibu Kota
Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 Km ke arah barat,
atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 3 – 4 jam.
Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 111.530 km², dengan
batas-batas wilayah :
• sebelah Utara berbatasan dengan
Laut Jawa.
• sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Purbalingga
• sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Pekalongan.
• sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Tegal.
Kabupaten Pemalang
memiliki topografi bervariasi. Bagian Utara Kabupaten Pemalang merupakan daerah
pantai dengan ketinggian berkisar antara 1 – 5 meter di atas permukaan laut.
Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6 – 15 m di
atas permukaan laut dan bagian Selatan merupakan dataran tinggi dan pengunungan
yang subur serta berhawa sejuk dengan ketinggian 16 – 925 m di atas permukaan
laut. Wilayah Kabupaten Pemalang ini dilintasi dua buah sungai besar yaitu
Sungai Waluh dan Sungai Comal yang menjadikan sebagian besar wilayahnya
merupakan daerah aliran sungai yang subur.
Pembagian administratif
Kabupaten Pemalang terdiri atas 14
kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang.
Keempat belas kecamatan di
Kabupaten Pemalang yaitu:
1. Bodeh
2. Ulujami
3. Comal
4. Ampelgading
5. Petarukan
6. Taman
7. Pemalang
8. Bantarbolang
9. Randudongkal
10. Warungpring
11. Moga
12. Pulosari
13. Watukumpul
14. Belik
Kabupaten Pemalang
kebanyakan merupakan suku Jawa. Di bagian barat dan selatan, penduduknya
bertutur dalam bahasa Jawa dialek Tegal, sedangkan di bagian timur seperti di
Petarukan, Comal, Ulujami, Ampelgading dan Bodeh bertutur dalam bahasa Jawa
dialek Pekalongan.
2. Topografi
Berdasarkan
topografinya, Kabupaten Pemalang dikelompokkan atas:
a.
Daerah dataran pantai : yaitu daerah
dengan ketinggian antara 1-5
meter
dari atas permukaan laut. Daerah ini
meliputi 17 desa dan 1 kelurahan terletak dibagian utara wilayah.
b.
Daerah dataran rendah : yaitu daerah
dengan ketinggian antara 6-15 meter
diatas
permukaan laut. Daerah ini meliputi 94 desa dan 4 kelurahan
terletak
dibagian utara wilayah.
c. Daerah dataran tinggi: yaitu daerah dengan ketinggian antara 16-212 meter
diatas
permukaan laut. Daerah ini meliputi 35 desa terletak dibagian tengah wilayah.
c.
Daerah dengan pegunungan, terbagi
manjadi dua:
1.
Daerah dengan ketinggian antara 213 -
924 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi 55 desa terletak dibagian
tengah wilayah.
2.
Daerah dengan ketinggian antara 925
meter diatas permukaan laut, terletak dibagian selatan meliputi 10 desa yang
berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga.
3. Jumlah Penduduk
Dari
data badan pusat statistik kabupaten pemalang tahun 2008 Jumlah penduduk
Kabupaten Pemalang adalah sebanyak 1.358.952 jiwa.
4. Klimatologi
Iklim merupakan merupakan
keadaan cuaca/alam yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama pada suatu wilayah. Iklim yang
menyelimuti daerah Pemalang sama seperti daerah lainnya di Indonesia pada
umumnya, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim (penghujan dan
kemarau). Musim penghujan biasanya dimulai pada Oktober-Maret, sedangkan musim
kemarau biasanya dimulai pada bulan April-September. Banyaknya curah hujan
perbulan rata - rata adalah 66 milimeter. Sedangkan, temperaturnya rata-rata
berkisar 26,05°-30° Celcius.
Dengan
pembagian jumlah penduduk laki laki sebanyak 657.115 jiwa dan 701.837 jiwa
(tahun 2008) dengan sex ratio sebanyak 93,63.
Kepadatan
penduduk kabupaten pemalang mencapai 1.342 jiwa/km2 , dengan luas
keseluruhan wilayah 1011,90 km2.
5. Kondisi Hidrologi dan Air Tanah
Hidrologi
yang ada di kabupaten Pemalang terdiri atas air permukaan dan mata air. Air
permukaan di kabupaten Pemalang terdiri atas 2 (dua) sungai yang penting yaitu :
a.
Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai waluh
b.
Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai comal terletak 14Km arah timur dari pusat
kota
Mata Air Kabupaten Pemalang terdapat
beberapa mata air mata air Gunung Agung yang terletak di desa Kebon Gede
Kecamatan Bantarbolang kurang lebih 15 km dari ibukota Kabupaten Pemalang,
dengan debet air kurang lebih 10 liter / detik, terletak pada ketinggian kurang
lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Mata air Telaga Gede yang terletak
di desa Sikasur Kecamatan Belik kurang lebih 35 km dari ibukota Kabupaten
Pemalang. Mata air Asem yang terletak di desa Bulakan Kecamatan Belik kurang
lebih 35 km dari ibukota Kabupaten, dengan ketinggian kurang lebih 290 m di
atas permukaan air laut dengan debet air kurang lebih 160 liter 1 detik.
Berdasarkan Litologi dan
Marphologi daerah air tanah Kabupaten Pemalang dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Daerah dataran rendah :
dengan ketinggian beberapa meter diatas permukaan air laut, tanahnya terdiri
dari endapan-endapan lepas yang mempunyai sifat lulus air. Daerah ini kandungan
air tanahnya cukup besar hanya saja karena dekat dengan pantai terjadi
instruksi air laut.
b. Daerah pernukitan tua, karena kelerengnya yang tajam maka air
tanahnya belum terbentuk.
c. Daerah perbukitan muda : pada lereng yang cukup terjal kemungkinan
air tanahnya baru mulai terbentuk, sedangkan pada satuan tahapan litologinya
bersifat lulus air maka kemungkinan sudah mengandung air.
6. Jenis dan Struktur tanah
Jenis
tanah yang ada di Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut :
a.
Tanah Alluvial : terutama terdapat di
dataran rendah yaitu kecamatan Pemalang, kecamatan Taman, kecamatan Petarukan,
Kecamatan Comal, kecamatan Ampelgading, kecamatan dan Ulujami.
b.
Tanah Endapan : terdiri dari batu-batuan
pasir dan intermedier di daerah bukit sampai gunung antara lain terdapat di
kecamatan Bantarbolang, kecamatan Bodeh, kecamatan Moga dan kecamatan
Warungpring
c.
Tanah Regosil : terdiri dari batu bekuan
pasir dan intermedier di daerah bukit sampai gunung terdapat
pada Kecamatan Pulosari Kecamatan Belik
dan Kecamatan Watukumpul.
Sumber:
http://sujimanto.blogspot.com/2011/07/sejarah-kabupaten-pemalang.html